- Latar belakang
Sekarang ini banyak kaum muda atau
mahasiswa yang mengeluarkan ide kreatifnya dengan menampilkannya dalam suatu
objek sebagai contoh melukis,membuat kerajinan lalu mendesain baju dll. Dalam berbisnis
usaha ini sangat menguntungkan karena dengan kemampuan dan ketrampilannya dalam
membuat sesuatu, mereka bisa menghasilkan uang dengan karya mereka dan hobi
mereka pun tersalurkan.
2. Isi
Albert Einstein pernah menyatakan bukan ilmu yang mengakibatkan
orang berhasil, tetapi ide dan imajinasi. Menjadi entrepreneur atau
wirausahawan menuntut kreativitas dan ide cemerlang. Bagi sebagian orang,
berwirausaha memiliki tantangan yang besar, salah satunya Irdham Arbina yang
menggeluti dunia wirausaha di Bandung. Lelaki kelahiran Jakarta, 16 Februari
1985 ini memiliki usaha di bidang konveksi, merchandise, clothing, bahkan
kuliner. Ketertarikan Irdham pada dunia usaha dimulai pada 2003.
Terjunnya Irdham dalam dunia bisnis awalnya masih berhubungan
dengan jurusan yang ia pilih di tempatnya bersekolah, desain komunikasi visual.
Bisnis pertamanya adalah konveksi dan clothing. Dia terjun langsung dalam
mendesain barang-barang clothingnya dengan lable Vlys. Ia juga mengaku sering
membuat desain baju untuk beberapa label clothing di
Bandung. “Gue ngedesain barang-barang clothing gue, tapi gue juga suka dapet
orderan dari clothing-clothing di Bandung buat ngedesain produk mereka juga,” Bisnis
yang dijalani Irdham ternyata tidak mulus. Pada 2005 usahanya mengalami masalah
ketika usahanya terbentur mahalnya bahan baku. Seiring waktu berjalan ia
akhirnya bangkit dan mulai mengembangkan usaha di bidang merchandise sepeti
pulpen, gelas, dan lainnya untuk goodie bag atau
untuk perusahaan-perusahaan. Baru pada tahun 2011, Irdham melebarkan sayap
usahanya ke bidang kuliner. Kecintaanya kepada dunia memasak akhirnya mendorong
dirinya untuk memproduksi sambal tradisional khas Jawa Tengah, sambal Tolenjang
menjadi sambal kemasan dengan label Sambal Hell Yeah!.
Bermodalkan kocek pribadi sebesar Rp200.000 ia memulai usaha
ini. Awalnya Irdham yang mengaku cinta pedas ini sering membawa sambal
buatannya saat ia melakukan pameran clothing di luar Bandung. Ternyata teman-teman
Irdham sangat menyukai sambal buatannya dan mereka meminta Irdham untuk buat
lagi. “Iya, jadi setiap makan bareng temen-temen di sana, gue keluarin sambel
buatan gue buat di makan bareng, akhirnya mereka minta dibuatin, dari situ gue
kepikiran buat sambel ini dalam kemasan botol,” katanya. Ia mengaku, setelah
teman-teman dekatnya banyak memesan, ia mulai memasarkan produknya lewat situs
mikro blog, twitter. Berkat twitter usaha sambalnya ini kini berkembang dan
memiliki reseller di Bandung, Jakarta, Tangerang, Cirebon, dan Yogyakarta,
bahkan sudah merambah ke Samarinda dan Balikpapan.
Selanjutnya Irdham membuat warung sate maranggi di Jalan
Tamansari, Bandung. Ide membuka sate ini muncul ketika ia mencoba sate maranggi
di Cianjur. Rasa sate tersebut berbeda dengan sate maranggi lainnya yang
disajikan dengan cabai, bawang dan tomat yang dicampur dengan kecap. Ide untuk
menciptakan sate maranggi dengan rasa berbeda pun muncul di pikirannya. Ia
menggunakan produk sambal Hellyeah sebagai bumbu dari sate tersebut. Lagi-lagi
berkat twitter, usahanya ini mendapatkan respon yang cukup positif. Warung sate
maranggi hellyeah ini buka pada malam hari, dari pukul 19.00 hingga 02.00. Ia
sengaja buka di malam hari karena konsep warungnya yaitu tempat nongkrong. “Emang
konsep warungnya buat nongkrong buat mahasiswa sih, warungnya kan deket kampus,
jadi banyak mahasiswa yang nongkorng,” tuturnya. Selain menu sate maranggi plus
nasi yang dibandrol harga Rp10.000 per porsinya ini, warung sate hellyeah milik
Irdham ini menawarkan berbagai minuman dengan harga mulai Rp2.500. Salah satu
minuman andalan warungnya ini adalah bir pletok. Harga makanan dan minuman yang
murah ia sesuaikan dengan target pasarnya, mahasiswa. Dari semua bisnis yang ia
jalankan hingga sekarang, ia dapat meraup penghasilan sekitar Rp 15 juta hingga
Rp20 juta per-bulannya. Menurutnya dalam menekuni dunia bisnis, ia pribadi
tidak mau bergantung pada satu bisnis saja. Ia beranggapan dengan banyaknya
bisnis yang ia tekuni, ia dapat memiliki cadangan jika salah satu bisnisnya
mengalami pasang surut.
“Sebaiknya
memiliki lebih dari satu, harus fokus tapi jangan terlalu serius dan terlalu
mengandalkan satu usaha saja,” ujarnya.(yri)
3. Kesimpulan
- Prinsip membuka suatu usaha harus memiliki jiwa yang tekun terhadap pekerjaan nya, selalu konsisten dan bekerja keras.
0 komentar:
Posting Komentar